Rabu, 15 Maret 2017

[wiRABUsaha] Serunya Menjalankan Bisnis Retail


Bicara tentang bisnis adalah bicara tentang passion, hobi, niat dan tekad yang bulat untuk segera memulai. (Manda, 2017)

Berawal dari hobi belanja yang lalu menginspirasi untuk berwirausaha dalam pemenuhan barang kebutuhan rumah tangga yang diperlukan sehari-hari. Tahun 2010 adalah titik balik saya mulai bersentuhan dengan dunia wirausaha. Kurang lebih sudah 6 tahun menjalani bisnis ini, rasanya masih belum cukup untuk terus belajar dan mencari ilmu tentang idealnya menjalankan sebuah usaha. Ilmu marketing dari hasil kuliah pun masih perlu untuk ditambah dan dikurangi setelah terjun di dunia wirausaha. Tesis business plan pun juga perlu penyesuaian dari tahun ke tahun karena target yang belum dicapai seeprti saat membuat prediksi rencana bisnis. Ya, dari situlah cara belajarnya adalah nyemplung langsung ke hal yang ingin kita pelajari.

Bisnis retail, mau menuliskan tentang A sampai Z tentang bisnis retail yang ada di tesis saya, sepertinya terkesan teoritis dan tidak menarik bagi kita yang ingin segera memulai bisnis retail. Tulisan kolaborasi #wiRABUsaha kali ini bertemakan bisnis retail, yang bisa dibaca di :


Supaya terjadi interaksi, saya menuliskan cerita tentang bisnis retail yang saya kerjakan dengan QnA ya, semoga bisa memberi pencerahan bagi yang ingin tahu tentang bisnis retail yang dikelola sendiri.


Halo Manda, kalau boleh tahu bisnis retail apa yang Manda kerjakan saat ini?

Halo sahabat bisnis, seperti quote saya di atas bahwa bicara bisnis adalah bicara tentang passion dan hobi. Nah, kebetulan saya hobi berbelanja bulanan, dan ternyata dengan passion ingin juga membelanjakan barang-barang kebutuhan rumah tangga untuk orang lain, makanya saya membuka toko kebutuhan rumah tangga di sekitar perumahan tinggal.


Boleh berbagi cerita saat Manda memulai, apa yang harus kita siapkan untuk berani memulai berbisnis?

Kalau untuk Manda, beberapa hal yang butuh dipersiapkan adalah :

  1. Bisnis apa saja tentunya membutuhkan ilmu. Ilmu itu bisa diperoleh dari bangku sekolah, bisa dari mendengar, bisa dari bertanya, bisa dari komunitas online, bisa dari teman bicara, bisa dari buku, bisa darimana saja. Beruntung ilmu bisnis sebelum saya disekolahkan, sedikit banyak memperoleh masukan dari Panda.
  2. Setelah punya ilmu, punya partner untuk diajak berbicara, ini membantu sekali karena kita membutuhkan teman bicara untuk memutuskan sesuatu. Butuh cara pandang yang berbeda dari sisi orang lain memandang. Dan ini perlu dilakukan supaya bisnis yang kita jalankan tidak egoistis kita sebagai owner. Dan partner saya diskusi adalah orang tua dan suami. Merekalah yang banyak memberi masukan tentang hal-hal yang kadang tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya.
  3. Persiapkan segala hal tentang bisnis yang mau dibuka, buat simulasi sederhana tentang bisnis yang akan dijalankan. Pertimbangkan segala hal yang berkemungkinan muncul. Jangan belum siap sudah tergesa untuk launching bisnis kita, dan akhirnya di kesan pertama sudah tidak menarik pelanggan. Simulasi bisnis ini saya peroleh memang dari bangku kuliah tentang perencanaan bisnis, didalamnya termasuk membuat proyeksi bisnis dan simualsinya. Dan di jaman yang serba online, rasanya mudah untuk kita bisa mencari ilmu dari mbah Google. 
  4. Setelah semuanya siap, jalankan dengan niat yang baik, penuh semangat, dan konsisteni. 
Wah, menarik ya ternyata, menjalankan sebuah bisnis tidak melulu bicara tentang uang. Tapi tetap butuh modal nggak sih Manda?

Jelas butuh. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap bisnis yang akan dijalankan pasti membutuhkan modal. Kalau digeneralisasi menjadi printilan, uang hanya salah satu dari sekian banyak modal untuk memulai sebuah usaha. 

Bisa memberi contoh bisnis sederhana yang bisa langsung dikerjakan tidak Manda?

Secara garis besar, bisnis harus disesuaikan dengan passion dan hobi. Setelahnya adalah melihat pangsa pasar. Di jaman sekarang, siapa yang tidak memegang hp kemana-mana. Tentunya handphone atau smartphone yang dipegang membutuhkan pulsa untuk bisa dipakai sebagai alat komunikasi dan alat supaya terkoneksi dengan dunia luar. Nah, saatnya kita bisa mencoba berbisnis pulsa. Apa coba yang diperlukan? 
  • HP (sudah jelas semua punya kan di jaman sekarang)
  • Koneksi dimana bisa bisnis pulsa.
  • Modal awal : deposit pulsa.
  • Selanjutnya, bagaimana peran kita sebagai marketing untuk tidak malu menginformasikan bisa membeli pulsa dari kita. Dan transaksi pun terjadi, bisa untuk modal deposit pulsa lagi.
Ya ya ya, bisnis sederhana yang bisa dikerjakan dimana saja ya. Kembali ke topik bisnis retail yang Manda kerjakan, apa hal penting yang harus diperhatikan?

Wah, bercerita tentang bisnis retail memang tidak bisa dalam 500 kata ya, banyak sekali yang bisa dibahas tentang bisnis retail sesuai dengan permasalahannya. Bisnis retail dari sudut pandang pemasaran, strategik, manaejerial, keuangan, dan sumber daya manusianya. Tentunya kesemuanya harus mendapat porsi perhatian yang pas ketika akan dimulai, ketika sudah berjalan, ketika butuh dievaluasi, dan kembali lagi saat membutuhkan proses peremajaan. Untuk tulisan ini, Manda ceritakan tentang garis besar yang bisa mewakili kesemua aspek itu ya. 

Silahkan bagi yang ingin membuka diskusi dengan Manda bisa melalui komentar postingan ini ya.


Bisnis retail yang Manda pilih berkaitan dengan minat pasar, sehingga barang yang disediakan juga bermacam sesuai dengan permintaan pelanggan yang secara selera pun mereka berubah-ubah. Justru itulah yang menjadi tantangannya. Saat memulai bisnis retail barang kebutuhan sehari-hari yang perlu kita perhatikan adalah ketersediaan barangnya. Baru setelahnya, kita menambah varian dengan memilih produk yang variatif dari segi merek. 

Dalam pengadaan barang, ada bermacam cara yang Manda jalani saat ini, diantaranya : barang dari suplier yang dibawa sales, barang konsinyasi dari pelaku usaha personal, membeli sendiri barang-barang berbekal informasi promo dari kartu member. Dan senang sekali rasanya, ketika passion kita mengalir dalam bisnis yang sedang kita jalani. 

Seperti ada kepuasan ketika barang yang kita pilih untuk dijual, ternyata mempunyai selera yang sama dengan pembeli. (Manda, 2017)

Selanjutnya adalah tentang harga dan pemasaran. Keduanya bersifat random dan fluktuatif, tidak bisa digeneralisasi untuk satu barang dan barang yang lainnya kita mengatakan bahwa toko kita memberikan harga paling murah. Karena pada kenyataannya, setiap produk yang fast moving dan yang biasa saling memberikan efek subsidi silang. Dan seperti inilah bisnis, persis seperti roda yang berputar. Promosi penjualan yang dilakukan harus tahu waktu dimana permintaan pasar sedang melemah. Dan itu yang Manda lakukan dalam 6 periode ini. Ternyata bisnis retail saja bisa dilihat bulan-bulan sepinya dan bisa setiap tahun sama momennya. 

Sangat menyenangkan bisa mempelajari tentang bisnis retail, dan memang dibutuhkan fokus yang besar untuk bisa mengembangkan bisnis ini. Sebuah keyakinan bisnis retail tidak akan pernah mati selama orang masih hidup dan membutuhkan barang kebutuhan sehari-hari. Doakan bisa berbagi lebih banyak dipostingan berikutnya ya.

Jangan ragu memulai usaha ya sahabat bisnis!

3 komentar:

  1. Seru ya punya bisnis ritel...harus teliti dan telaten sama stok barang dan pelanggannya pastinya

    BalasHapus
  2. Manda kayaknya aku pengin berguru langsung deh. Dari akhir tahun lalu pengin bisnis kecil-kecilan tapi nyali nya nggak kuat-kuat huhuhu.

    BalasHapus
  3. Wadoh, tipsnya boleh di coba neh.. cuma enaknya buka bisnis retail apa ya?? Ehm.. (masih sambil mikir ceritanya)

    BalasHapus